Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembangunan Drainase dan Perbaikan Jalan

Pembangunan drainase dan perbaikan jalan poros Samratulangi Bulukumba-Makassar sepanjang 7 kilometer (km) diduga tak sesuai perencanaan. Akibatnya, proyek yang mulai dikerjakan sejak November 2011 itu hingga kini belum selesai karena sering dilakukan bongkar pasang. Kualitas fisik drainase dan beton jalan pun sangat buruk. Sekretaris Komisi B DPRD Bulukumba Zulkifli Sayye mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Bulukumba, leading sector proyek yang menelan anggaran Rp7,9 miliar dari Program Perbaikan Infrastruktur Daerah (PPID) 2010 yang didanai APBD 2011, seharusnya melakukan kajian awal sebelum proyek dilaksanakan.

Setelah itu,buat perencanaan dan desain yang baik agar tidak terjadi bongkar pasang bangunan seperti yang terjadi sekarang, seperti pembongkaran drainase dan pembatas jalan. “Kami melihat proyek ini mubazir karena beton permanen dibongkar kembali. Seandainya perencanaan awal bagus, saya kira tidak mungkin ada pembongkaran. Dinas PU Bina Marga harus bertanggung jawab atas proyek ini,”kata dia, kemarin. Dia mengungkapkan, pembongkaran itu merugikan pemerintah menyebabkan pembengkakan anggaran.“Mereka tak punya desain dan perencanaan yang bagus,”ujar dia.

Dia menegaskan, akibat kesalahan ini, Inspektorat Kabupaten Bulukumba sebagai pengawas pembangunan harus melakukan audit investigasi terhadap proyek tersebut. Sebab, ditengarai telah terjadi mark-up dan penyelewengan anggaran. Dugaan ini muncul karena kualitas fisik pembangunan sangat buruk.

Kami tidak mau proyek ini dikerjakan asalasalan. Anggarannya bukan sedikit, tapi Rp7,9 miliar,” ungkap dia. Sekretaris Inspektorat Bulukumba Umar Naing mengungkapkan, pihaknya telah memeriksa proyek Samratulangi Bulukumba-Makassar. Hasilnya, ada beberapa poin memang sudah direkomendasikan diperbaiki dan rekanan telah melaksanakan rekomendasi tersebut.“Hasilnya sudah kami serahkan ke Bagian Hukum Pemkab,”ungkap Umar dihubungi via ponsel, kemarin.